SUATU hari seorang anak laki-laki sedang menggambar menggunakan pensil warna di rumahnya. Namun, bukannya di atad kertas, ia malah mencoret-coret taplak meja makan.Apesnya, warna dari taplak meja berwarna putih sehingga terlihat jelas kalau dicoret dengan pensil warna. Melihatnya, sang ibu langsung kesa“Siapa nih yang mencoret taplak meja? Ayo Ngaku?” Mendengar kemarahan sang ibu, si anak pun ketakutan.Ayah yang mendengarnya, langsung menyuruh ibu untuk tidak marah-marah dan mengatakan kalau anaknya masih kecil dan belum paham bahwa dirinya salah.Sebagai orang tua kitalah yang harus memberitahunya, kata ayah. Mendengar perkataan sang ayah, ibu langsung meminta maaf pada anaknya dan berkata untuk tidak mencoret meja lagi. Selain itu, ibu juga membelikan buku yang bisa digunakan untuk menggambar oleh sang anak.Sementara itu, cerita lain:
Suatu siang, seorang anak perempuan baru pulang dari sekolah dengan hati yang bahagia. Namun, ibunya kaget melihat anaknya memakai gelang di tangan kanannya padahal tahu kalau anaknya tidak punya uang.Ibu langsung bertanya, “Kakak dapat gelang dari mana kan tidak punya uang?” Anaknya menjawab, “Pakai uang kas teman kelasku karena semua orang di sekolah memakainya.”Mendengar jawaban itu, sang ibu langsung memberitahu anaknya bahwa hal itu perbuatan salah sebab uang itu bukan miliknya.Sang ibu pun menasihati agar anaknya harus berlaku jujur. Di akhir cerita, sang ibu meminta anaknya mengganti uang kas milik temannya.Begitulah dua cerita dari komik strip atau cerita bergambar yang dibuat oleh KPK. Komik ini mengajarkan kepada anak-anak, bahkan ke semua orang tentang nilai-nilai integritas.
KPK terus mengampanyekan nilai-nilai integritas agar diterapkan di kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai ini terangkum dalam akronim “Jumat Bersepeda KK” (jujur, mandiri, tanggung jawab, berani, sederhana, peduli, disiplin, adil, dan kerja keras).
Komik berasal dari bahasa Perancis, comique, yang artinya lucu atau menggelikan dan bersifat humor atau satiris dengan tujuan menghibur khalayak (Bagus Prasetiyo: 2019)
Oleh karenanya, cerita dalam komik dianggap mudah dicerna dan dipahami. Ini karena bahasa yang dipakai sederhana. Terlebih pemanfaatan gambar atau ikon juga menambah daya tarik sendiri bagi pembaca.
Sebagai medium komunikasi visual, sejumlah penelitian juga telah mengungkapkan, komik memiliki pengaruh efektif terhadap pemelajaran.
Sayangnya, sebagian khlayak menyoroti komik cenderung sebagai hiburan. Padahal, komik sejak lama justru menjadi alat propaganda, media representasi, media perubahan sosial, dan media kritik sosial.
Dari dua cerita di atas, kita bisa belajar tentang kejujuran dan tanggung jawab. Sebetulnya, masih banyak cerita-cerita lain yang #KawanAksi bisa dapatkan di situsweb ACLC KPK atau YouTube ACLC KPK.
#KawanAksi bisa mengajak anak-anak untuk belajar integritas melalui cerita-cerita komik yang disediakan KPK. Yuk, belajar integritas dengan kegembiraan! [*]