“SEBUAH bangsa menjadi maju bergantung pada kalangan pemuda.”
Begitu Habib Husein Ja’far Al Hadar, pendakwah dan penulis yang akrab di kalangan muda, membuka diskusi bertajuk “Radiating The Positivity: The Power of Integrity” yang digelar KPK di Pos Bloc, Jakarta Pusat, Sabtu (25 November 2023).
Ia bercerita tentang orang-orang awal yang masuk Islam (assabiqunal awwalun). Mayoritas dari mereka adalah generasi muda. Hal itu yang membuat Habib Ja’far memilih berdakwah di kalangan anak muda.
“Karena anak-anak muda ini yang paling butuh dakwah, karena anak-anak muda ini punya dorongan atau sofwah,” ujarnya.
Oleh karenanya, ia mendorong agar muda-mudi membentuk pribadi yang berintegritas. Soal integritas ini sudah dicontohkan oleh Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam.
Sebelum diutus sebagai nabi dan rasul, Nabi Muhammad sudah dikenal sebagai pribadi berintegritas. “Beliau dijuluki al amin, yang dapat dipercaya,” ujarnya.
Dalam Islam, orang-orang yang tidak berintegritas disebut sebagai orang munafik yang memiliki ciri-ciri: jika berkata, berbohong; jika berjanji, tidak ditepati; dan jika diberi kepercayaan/amanat, ternyata berkhianat.
Sama halnya dengan orang yang melakukan tindak pidana korupsi, kata Habib Ja’far. Menurutnya, mereka yang korupsi ialah orang-orang yang tidak bersyukur, tidak menjalankan nilai-nilai Islam karena terang-terangan mencuri, mengambil bukan hak miliknya.
Di era serbadigital ini, mengukur pribadi berintegritas, cukup mudah. “Handphone itu adalah simbol integritas kita. Cek HP Anda, di situlah diri Anda. Itulah integritas Anda,” tuturnya. Seseorang pasti tidak suka atau resah ketika ponsel pintarnya dilihat orang lain. Takut ketahuan apalikasi apa saja yang dimiliki, ia menambahkan sembari tertawa.
Karena dalam satu perangkat itu, banyak aktivitas yang dilakukan seseorang; mulai menyebarkan hoaks atau berita palsu, ghibah atau membicarakan kejelekan teman di grup chat, dan lain-lain.
Selain Habib Ja’far, diskusi juga menghadirkan Kepala Satgas Sosialisasi dan Kampanye Antikorupsi 1 KPK Adhi Setyo Tamtomo.
Adhi menekankan pentingnya memahami sembilan nilai integritas yang telah dirumuskan oleh KPK. Kesembilan nilai tersebut biasa dikenal dengan sebutan “Jumat Bersepeda KK” (jujur, mandiri, tanggung jawab, berani, sederhana, peduli, displin, adil, dan kerja keras).
Menjadi pribadi integritas, menurutnya, harus dimulai dari diri sendiri, tidak perlu menunggu orang lain. Misal, di kehidupan sehari-hari, menjadilah pribadi yang dipercaya, seperti yang dicontohkan Nabi Muhammad.
“Menjadi orang berintegritas itu akan dicari dan tidak akan ditinggalkan orang lain,” tutur Adhi.
Dalam konteks politik, KPK sedang mengampanyekan memilih pemimpin yang berintegritas pada Pemilu 2024. KPK berkepentingan masuk dalam isu pemilu demi mencegah terjadinya tindak pidana korupsi.
Untuk itu, para pemilih pemula atau muda—berdasarkan data KPU sekitar 52 persen dari daftar pemilih tetap (DPT)–didorong lebih kritis sebelum menentukan pilihan dan tidak tergoda dengan politik uang.
“Jika nanti ada yang bagi-bagi duit atau sembako, tolak. Tidak usah dipilih. Kenapa? Karena jika kita pilih mereka, [lalu mereka yang memberikan duit terpilih, red], yang dipikirkan dia pertama kali saat jadi pejabat ialah bagaimana mengembalikan modal [kampanye] dulu. Jadi, yang diberikan, justru bukan pelayanan publik ya baik,” katanya.
“Maka, mari kita sama-sama saling ingatkan di rumah, ketika ada orang memberikan sesuatu untuk memilih, kita tolak.”
Habib Ja’far memiliki analogi yang menarik terkait politik uang yang biasa dilakukan di saat pemilu. Menurut dia, jika memilih pemimpin hanya karena pertimbangan urusan perut, maka harga diri kita ya sebatas itu.
Yang perlu diperhatikan ialah memilih pemimpin karena pertimbangan nilai. “Jika kita memilih berdasarkan sosok, bukan karena nilai, suatu waktu dia berkhianat, Anda bertanggung jawab kepada Tuhan,” katanya
Maka, pilihlah karena berdasarkan nilai atau visi-misi, bukan karena hal-hal tidak substansial atau hal personal. “Kalau Anda memilih caleg, tanpa tahu visi-misi atau gagasan mereka, sama saja Anda mengundi pada orang yang tidak jelas,” ia menegaskan.
#KawanAksi jangan lupa ya, tolak segala pemberian dalam Pemilu 2024. Hajar segala bentuk serangan
sumber : https://aclc.kpk.go.id/aksi-informasi/Eksplorasi/20231128-bagaimana-mengukur-pribadi-berintegritas